Jumat, 28 Oktober 2011

Rasionalisme

RASIONALISME


A.      Pendahuluan
Secara etimologis menurut Bagus (2002), rasionalisme berasal dari kata bahasa Inggris rationalism, dan menurut Edwards (1967) kata ini berakar dari bahasa Latin ratio yang berarti “akal”, Lacey (2000) menambahkan bahwa berdasarkan akar katanya rasionalisme adalah sebuah pandangan yang berpegang bahwa akal merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran.[1]
Dalam dictionary of philosophy, rasionalisme adalah,

A Method, or very brodly, a theory of philosophy, in which the criterion of truth is not sensory but intellectual and deductive. Usually associated with a attempt to introduce mathematical metods inti philoshophy, as in Descartes, Leibniz and Spinoza.[2]

            Menurut Ahmad Tafsir Rasionalisme ada dua macam: dalam bidang agama dan dalam bidang filsafat. Dalam bidang agama rasionalisme adalah lawan autoritas, dalam bidang filsafat rasionalisme lawan empirisme. Rasionalisme dalam bidang agama biasanya digunakan untuk mengkritik ajaran agama. Sedangkan rasionalisme dalam bidang filsafat, terutama berguna sebagai teori pengetahuan. Sebagai lawan empirisme, rasionalisme berpendapat bhwa sebagian dan bagian penting pengetahuan datang dari penemuan akal. Contoh yang yang pasti adalah pemahaman kita tentang logika dan matematika[3].
            Ahmad Tafsir menambahkan sejarah rasionalisme sudah tua sekali. Thales telah menerapkan rasionalisme dalam filsafatnya. Ini dilanjutkan dengan jelas oleh sekali pada orang-orang sofis dan tokoh-tokoh penentangnya (Socrates, Plato, Aristoteles), dan juga bebeapa tokoh sesudah itu. Pada zaman modern filsafat biasanya imulai oleh filsafat Descartes. Kata modern disini hanya digunakan untuk menunjukkan suatu filsafat yang mempunyai corak yang amat berbeda, bahkan berlawanan dengan corak filsafat pada abad pertengahan Kristen. Corak filsafat modern tersebut ialah dianutnya kembali rasionalisme seperti pada masa Yunani kuno. Oleh karena itu, gerakan pemikiran Descartes sering juga disebut bercorak renaissance.Menurut Ali Maksum tokoh-tokoh Aliran ini adalah Rene Descartes (1596-1650), Nicholas Malerbranche (1638-1775), B. De Spinoza (1632-1677), G.W. Leibniz (1946-1716), Kristian Wolf (1679-1754), dan Blaise Pascal (1623-1662)[4].

B.       Rene Descartes (1596-1650)
            Rene Descartes lahir pada tahun 1596 di La Haye, sebuah tempat di Perancis bagian tengah. Dia didik di kalangan kaum Jesuit dari La Fleche. Pada tahun 1617 sampai dengan 1619 ia masuk ketentaraan Jerman[5],
Descartes di anggap sebagai Bapak Filsafat Modern. Ahmad Tafsir Mengutip Bertrand Russel, anggapan itu memang benar. Kata ”Bapak” diberikan kepada Descartes karena dialah orang pertama pada zaman modern itu yang membangun filsafat yang berdiri atas keyakinan diri sendiri yang dihasilkan oleh pengetahuan akliah. Dialah orang pertama yang diakhir abad pertengahan yang menyusun argumentasi yang  kuat, yang distinc, bukan iman, bukan ayat suci, bukan yang lainnya[6].
Descartes telah menemukan dasar (Basis) bagi filsafatnya. Bsis iu bukan filsafat Plato, bukan Filsafat Abad pertengahan, bukan agama atau yang lainnya. Fondasi iu adalah aku yang berpikir. Pemikiranku itulah yang pantas dijadikan dasar filsafat karena aku yang berpikir itulah yang benar-benar ada, tidak diragukan, bukan kamu atau pikiranmu (cagito erga sum). Di sini kelihatanlah sifat subjektif, individualistis, humanis dalam filsafat Descartes. Sifat-sifat inilah, nantinya, yang mendorong perkembangan filsafat pada abad modern.
            Lebih jelas uraian Descartes tentang bagaimana memperoleh hasil yang sahih (adequate) dari metode yang hendak dicanangkan nya dapat dijumpai dalam bagian kedua karyanya Anaximenes Discourrse on Methode yang menjelaskan perlunya memperhatikan empat hal berikut ini:
            Pertama, tidak pernah menerima apapun sebagai benar kecuali jika saya tidak mengetahuinya secara jelas bahwa hal itu memang benar; artinya menghindari secara hati-hati penyimpulan terlalu cepat dan prasangka; dan tidak memasukkan apapun dalam pandangan kecuali apa yang tampil amat jelas dan gambling di dalam nalar, sehingga tidak akan ada kesempatan untuk meragukannya.
            Kedua, memilah satu persatu kesulitan yang akan ditelaah menjadi bagian-bagian kecil sebanyak mungkin atau sejumlah yang diperlukan, untuk lebih memudahkan penyelesainnya.
            Ketiga, berpikir secara runtut, mulai dari obyek-obyek yang paling sederhana dan paling mudah dikenali, lau meningkat setahap demi setahap sampai kemasalah yang paling rumit, dan bahkan dengan menata dalam urutan obyek-obyek yang secara alamiah tidak berurutan.
            Terakhir, dimana-mana membuat perincian yang selengkap mungkin dan pemeriksaan yang sedemikian menyeluruh sampai yakin tidak ada yang terlupakan[7].

C.      Nicolas Malerbranche (1638-1775)
            Tokoh ini berusaha mendamaikan filsafat baru yang dirintis Descartes dengantradisi pemikiran kristiani, khususnya pemikiran Agusttinus. Dalam masalah substansi ia mengikuti ajaran Descartes. Akan tetapi, untuk masalah hubungan dengan jiwa, ia mengikuti pemecahannya sendiri. Pendirinnya dalam bidang ini biasanya disebut okkasionalisme (occasion = kesempaan). Malerbranche mempertahankan secara tegas pendapatnya bahwa jiwa tidak dapat mempengaruh tbuh, demikian pula sebaliknya.tetapi pada kesempatan terjadinya perubahan dalam tubuh, tuhan menyebabkan perubahan yang sesuai dengannya dalam jiwa dan sebaliknya juga. Malerbranche beranggapan bahwa tuhan bekerja sebagai penyebab menurut hokum-hukum tetap yang telah ditentukan satu kali untuk selamanya.[8]

D.      B. De Spinoza (1632-1677)
            De Spinoza lahir di Amsterdam. Menurut Spinoza, hanya ada satu subtansi. Dan satu subtansi itu ini meliputi baik dunia maupun manusia. Itulah sebabnya pendirian Spinoza disebut panteisme, tuhan disamakan dengan segala sesuatu yang ada.

E.       G.W. Leibniz (1946-1716)
            Tokoh jerman ini menuliskan karya-karyanya dalam bahasa latin dan prancis, seorang ensiklopedian (orang yang mengetahui segala laipangan pengetahuan pada masanya). Menurut Leibniz, Subtansi itu jumlahnya tiada terhingga yang kemdian ia namakan semagai monade. Dalam suatu kalimat yang kemudian terkenal Leibniz mengatakan, “Monade-monade tidak mempunyai  jendela, tempat sesuatu bisa masuk atau keluar.”

F.       Kristian Wolf (1679-1754)
            Karena Leibniz tidak menciptakan sistem filosofis, maka Wolff menyadur filsafat Leibniz serta menyusunnya menjadi satu system. Disamping itu, dalam penyusunanya tersebut ia banyak menggunakan unsure skolastik. Karena wolff inilah rasionalisme di Jerman pada masanya merajalela disemua Universitas.
G.      Blaise Pascal (1623-1662)
            Tokoh ini dalam sejarah pemikiran Francis memiliki tempat sersendiri. Sekalipun ia sepakat dengan Descartes dalam mementingkan ilmu pasti, namun ia tidak setuju denga Descartes dalam meneriam ilmu pasti tersebut sebagai model atau contoh yang istemewa untuk metode filsafat. Filsafat Descartes menjadi rasionalisme,  justru karena ia berpendapat bahwa metode filsafat harus meniru metode ilmu asti. Berbeda dengan Descartes, Pascal memandang bahwa manusia selalu dianggap sebagai misteri yang tidak dapat diselami sampai dasarnya. Ada yang lebih penting dari rasio (rasion), yaitu hati (Coeur), demikian menurut pascal. Rasio hanya menghasilkan pengetahuan yang dingin, sedangkan hati memberikn peranan dimana cinta juga mempunyai peranan. Dengan rasio dapat mempelajari ilmu pasti dan ilmu alam., tetapi dengan hati dapat mencapai kebenaran-kebenaran yang lebih tingggi terutama tuhan. Dengan semboyannya yang membawa kemasyhurannya dapat dengan mudah mengingat dasar pemikiran filsafatnya, le Coeur Anaxemenes ses raisons que la rasison ne connait point,  yang diartikan dalam bahasa Inggris The heart has its reasons which the reasons does not understand (hati-hati memiliki rasionya sendiri yang tidak dapat dipahami oleh rasio itu sendiri).

H.      Analisis dan Kesimpulan
Teori rasionalisme yang di awali oleh Dercartes adalah perlawanan secara terang-terangan terhadap gereja. Tidak lah cukup mencari kebenaran dengan keyakinan. Sama seperti perlawanan pada fiusuf pada zaman yunani kuno.
Dari beberapa tokoh rasionalisme diatas, menurut pemakalah, tokoh rasionalisme yang murni mengunakan filsafat rasionalis hanya tiga tokoh yakni Rene Descartes, B. De Spinoza dan G.W. Leibniz, hal ini karena tokoh-tokoh yang lain masih ada yang keluar dari rasional.
Dari gambaran diatas Menurut pemakalah mengenai substasi alam semesta ini atau pencipta alam semesta, yakni bahwa pemaklah melihat kebanyakakan tokoh-tokoh memikirkan substansi alam semesta dengan menggunakan sudut pandang keadaan alam itu sendiri, seperti dengan sudut pandang ruang, waktu, begitu juga Descartes dengan sudut pandang rasio, sedang itu semua merupakan bagian dari alam semesta. Dan manusia tidak akan bisa berfilsafat tanpa latar belakang kemanusiaannya dengan akal dan jiwa. Dengan demikian manusia tidak akan pernah sampai pada tingkat kebenaran hakiki dalam mencari substanisi alam semsta ini dengan filsafat.

DAFTAR PUSTAKA

A. Epping O.F.M., e,d, Filsafat Ensie, Bandung, Jemmars, 1983.

Ahmad Tafsir, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2007.

Ali Maksum, Pengantar Filsafat:Dari Masa Klasik hingga Postmodernisme, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2008.

Dagobert D. Runes, Dictionary of Phylosophy, Totowa, New Jersey, Adams Littlefield & co, 1976.

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196009011987032-DIAN_USDIYANA/Tugas_Akhir.pdf

Juhaya S. Praja, Aliran-aliran Filsafat & Etika, Jakarta, Kencana, 2005.

Rene Descartes, Diskursu Metode, di terjemahkan dari Discourse on Method, penerjemeh: Ahmad  Faridhl Ma’ruf, Yogyakarta, IRCiSoD, 2003.


[1] http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196009011987032-DIAN_USDIYANA/Tugas_Akhir.pdf

[2] Dagobert D. Runes, Dictionary of Phylosophy, (Totowa, New Jersey: Adams Littlefield & co, 1976), h. 263

[3] Ahmad Tafsir, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),cet. ke-15, h. 127

[4] Ali Maksum, Pengantar Filsafat:Dari Masa Klasik hingga Postmodernisme, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), h.360

[5] A. Epping O.F.M., e,d, Filsafat Ensie, (Bandung: Jemmars, 1983),  h. 209

[6] A. Tafsir, op, cit., h. 128

[7] Rene Descartes, Diskursu Metode, di terjemahkan dari Discourse on Method, penerjemeh: Ahmad  Faridhl Ma’ruf, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2003), h.38

[8] Juhaya S. Praja, Aliran-aliran Filsafat & Etika, (Jakarta: Kencana, 2005), cet. ke-2, h. 102

25 komentar:

Foredi mengatakan...

Info menarik dan boleh sekali dicoba, Makasih buat infonya dan sukses selalu.

Foredi Gel mengatakan...

Terima kasih untuk tipsnya, saya mau coba semoga juga.

Gasa mengatakan...

Saya cari dibeberapa website dan dapat tipsnya di website ini, terima kasih, mau dicoba oleh saya.

Gagah Perkasa mengatakan...

Amazing artikel…. Semoga saya bisa praktekan tipsnya dan berhasil

Tisu Majakani mengatakan...

Terima Kasih, Tulisan yang sangat membantu. Salam Sukses!

Tisu Majakani mengatakan...

Terima Kasih, Tulisan yang sangat membantu. Salam Sukses!

Sarang Semut mengatakan...

Terima kasih atas pencerahannya, tulisannya menarik juga. Saya akan coba

Sarang Semut Papua mengatakan...

aku paling senang dengan semua pengetahuan ini, terima kasih sudah berbagi ilmu

BioJANNA mengatakan...

Setelah membaca Info dan Artikel, saya jadi ingin mencoba. Salam Sukses

Macafit mengatakan...

Terima kasih atas Artikel dan Info yang selalu menambah wawasan.semoga sukses

Xamthone mengatakan...

Menarik, sangat Menarik Artikel dan Tipsnya. boleh dicoba. salam sukses

Xamthone Plus mengatakan...

Cemerlang Postingan dan Infonya.boleh dicoba. ditunggu info berikutnya. terimaksih

Vitabrain mengatakan...

Artikel yang sangat Innovatif dan banyak Tipsnya. jadi ingin coba. semoga berhasil

Crystal X mengatakan...

Tulisan dan Tipsnya sangat bermanfaat dan Infomatif. wajib dicoba. sukses selalu.

Ejakulasi Dini mengatakan...

Amazing artikel, Infonya bagus banyak mengandung Tips dan Pesan yang bermutu. salam sukses

Obat Kuat mengatakan...

Terimakasih Tulisan dan Info yang bermanfaat. wajib dicoba. salam sukses selalu.

Obat Amandel mengatakan...

Tips dan Info menarik, boleh dicoba, Semoga berhasil

Foredi mengatakan...

Setelah membuka Wibesite ini, saya menemukan Artikel yang Amazing dan infonya boleh dicoba. Sukses selalu

foredi gel mengatakan...

Saya menemukan Artikel hebat di wibesite ini jadi ingin coba Tipsnya. Semoga berhasil

Gasa mengatakan...

Artikel Menarik terutama Infonya, boleh dicoba. Salam sukses

Gagah Perkasa mengatakan...

Saya senang setelah membaca Tips dan Artikelnya, harus dicoba.Semoga berhasil

Tisu Majakani mengatakan...

Info dan Tulisannya Amazing, boeh dicoba. Sukses selalu

Sarang Semut mengatakan...

Tipsnya sangat Infomatif, wajib dicoba salam sukses

Sarang Semut Papua mengatakan...

Ilmu yang bermanfaat dan berguna Cuma ada di Wibesite ini, terutama Tips dan Artikelnya. Jadi ingin coba. Salam sukses

BioJANNA mengatakan...

Informasinya keren sekali, sangat bermanfaat.sukses selalu

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes